Assalaamualaikum Wr, Wb. Selamat datang di Rumah Kami Hafiza.Blogspot, Ambil Yang Bermanfaat dan Berlakulah Kalian Selayaknya Tamu Di Rumah Kami Hafiza.Blogspot. Wassalaamualaikum Wr, Wb.

Selasa, 27 Juli 2010

Keutamaan Bulan Sya'ban

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Tatkala Nabi -Shalallahu alaihi wa salam- melihat perhatian manusia terhadap bulan Rajab pada masa jahiliyah, mereka sangat mengagungkan dan melebihkan atas seluruh bulan, dan tatkala beliau melihat kaum muslimin berambisi untuk mengagungkan bulan al-Qur`an (Ramadhan), maka beliau -Shalallahu alaihi wa salam- berkeinginan untuk menjelaskan kepada mereka keutamaan bulan-bulan dan hari-hari yang lain.



Telah diriwayatkan dari Usamah bin Zaid, beliau berkata, “Katakanlah wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain di bulan Sya’ban.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ


“Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Dalam hadits di atas terdapat dalil mengenai dianjurkannya melakukan amalan ketaatan di saat manusia lalai. Inilah amalan yang dicintai di sisi Allah.” (Lathoif Al Ma’arif, 235)


Banyak Berpuasa di Bulan Sya’ban


Terdapat suatu amalan yang dapat dilakukan di bulan ini yaitu puasa. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri banyak berpuasa ketika bulan Sya’ban dibanding bulan-bulan lainnya selain puasa wajib di bulan Ramadhan.



Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ . فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)



‘Aisyah radhiyallahu ‘anha juga mengatakan,

لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)



Dalam lafazh Muslim, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya. Namun beliau berpuasa hanya sedikit hari saja.” (HR. Muslim no. 1156)



Dari Ummu Salamah, beliau mengatakan,

أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلاَّ شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setahun tidak berpuasa sebulan penuh selain pada bulan Sya’ban, lalu dilanjutkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)



Lalu apa yang dimaksud dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya (Kaana yashumu sya’ban kullahu)? Asy Syaukani mengatakan, “Riwayat-riwayat ini bisa dikompromikan dengan kita katakan bahwa yang dimaksud dengan kata “kullu” (seluruhnya) di situ adalah kebanyakannya (mayoritasnya). Alasannya, sebagaimana dinukil oleh At Tirmidzi dari Ibnul Mubarrok. Beliau mengatakan bahwa boleh dalam bahasa Arab disebut berpuasa pada kebanyakan hari dalam satu bulan dengan dikatakan berpuasa pada seluruh bulan.” (Nailul Author, 7/148). Jadi, yang dimaksud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di seluruh hari bulan Sya’ban adalah berpuasa di mayoritas harinya.



Lalu Kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak puasa penuh di bulan Sya’ban? An Nawawi rahimahullah menuturkan bahwa para ulama mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyempurnakan berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan agar tidak disangka puasa selain Ramadhan adalah wajib. ” (Syarh Muslim, 4/161)



Di antara rahasia kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak berpuasa di bulan Sya’ban adalah karena puasa Sya’ban adalah ibarat ibadah rawatib (ibadah sunnah yang mengiringi ibadah wajib). Sebagaimana shalat rawatib adalah shalat yang memiliki keutamaan karena dia mengiringi shalat wajib, sebelum atau sesudahnya, demikianlah puasa Sya’ban. Karena puasa di bulan Sya’ban sangat dekat dengan puasa Ramadhan, maka puasa tersebut memiliki keutamaan. Dan puasa ini bisa menyempurnakan puasa wajib di bulan Ramadhan. (Lihat Lathoif Al Ma’arif, Ibnu Rajab, 233)



Hikmah di balik puasa Sya’ban adalah:

1. Bulan Sya’ban adalah bulan tempat manusia lalai. Karena mereka sudah terhanyut dengan istimewanya bulan Rajab (yang termasuk bulan Harom) dan juga menanti bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadhan. Tatkala manusia lalai, inilah keutamaan melakukan amalan puasa ketika itu. Sebagaimana seseorang yang berdzikir di tempat orang-orang yang begitu lalai dari mengingat Allah 'Azza wa Jalla -seperti ketika di pasar-, maka dzikir ketika itu adalah amalan yang sangat istimewa. Abu Sholeh mengatakan, “Sesungguhnya Allah tertawa melihat orang yang masih sempat berdzikir di pasar. Kenapa demikian? Karena pasar adalah tempatnya orang-orang lalai dari mengingat Allah.”
2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa setiap bulannya sebanyak tiga hari. Terkadang beliau menunda puasa tersebut hingga beliau mengumpulkannya pada bulan Sya’ban. Jadi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki bulan Sya’ban sedangkan di bulan-bulan sebelumnya beliau tidak melakukan beberapa puasa sunnah, maka beliau mengqodho’nya ketika itu. Sehingga puasa sunnah beliau menjadi sempurna sebelum memasuki bulan Ramadhan berikutnya.
3. Puasa di bulan Sya’ban adalah sebagai latihan atau pemanasan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Jika seseorang sudah terbiasa berpuasa sebelum puasa Ramadhan, tentu dia akan lebih kuat dan lebih bersemangat untuk melakukan puasa wajib di bulan Ramadhan. (Lihat Lathoif Al Ma’arif, hal. 234-243)

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan kita orang yang senantiasa berlomba-lomba dalam memperoleh keutamaan pada bulan ini, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits qudsi berikut.

وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ
“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari no. 2506). Orang yang senantiasa melakukan amalan sunnah (mustahab) akan mendapatkan kecintaan Allah, lalu Allah akan memberi petunjuk pada pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya. Allah juga akan memberikan orang seperti ini keutamaan dengan mustajabnya (terkabulnya) do’a. (Faedah dari Fathul Qowil Matin, Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al Abad).
Read More..

Minggu, 27 Juni 2010

Membicarakan Aib Orang Lain

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Membicarakan aib orang lain atau ghibah telah Allah haramkan secara jelas dan tegas di dalam kitab-Nya dan melalui lisan rasul-Nya.

Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. al-Hujurat:12)

Penjelasan tentang hakikat ghibah telah disebutkan di dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yaitu, “Engkau membicarakan saudaramu dengan sesuatu yang dia tidak suka (untuk diungkapkan).” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah mengharamkan kehormatan seorang mukmin dan mengaitkannya dengan hari Arafah, bulan haram, dan tanah haram. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian adalah haram atas kalian, sebagaimana haramnya hari kalian ini, di bulan kalian ini, dan di negri kalian ini. Ingat! Bukankah aku telah menyampaikan?” (HR Muslim).

Bahkan dalam hadits yang lain disebutkan dengan sangat tegas Read More..

Hukum Mengakhirkan dan Meninggalkan Sholat

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Saudara-saudara Rahimakumullah, ketahuilah bahwa sesungguhnya bencana yang dahsyat, perbuatan yang paling buruk, dan aib yang paling nista adalah kurangnya perhatian masyarakat kita pada Sholat Lima Waktu, Sholat Jum'at dan Sholat Berjamaah, padahal semua itu adalah ibadah-ibadah yang dengannya Allah meninggikan derajat dan menghapuskan dosa-dosa maksiat. Dan sholat adalah cara ibadah seluruh penghuni bumi dan langit.

Rasulullah SAW bersabda: "Langit merintih dan memang ia pantas merintih, karena pada setiap tempat untuk berpijak terdapat malaikat yang bersujud atau berdiri (sholat) kepada Allah Azza Wa Jalla." (HR. Imam Turmudzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Orang yang meninggalkan sholat karena dilalaikan oleh urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya, merugi perdagangannya, besar musibahnya, dan panjang penyesalannya.

Dengarkanlah nasihatku tentang nasib orang yang meninggalkan sholat, baik semasa hidup maupun setelah meninggal. Sesungguhnya Allah merahmati orang yang mendengarkan nasihat kemudian memperhatikan dan mengamalkannya.

Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya sholat adalah kewajiban yang ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa', 4:103)

Abu Hurairah RA meriwayatkan, "Setelah Isya' aku bersama Umar bin Khattab RA pergi ke rumah Abu Bakar AsShiddiq RA untuk suatu keperluan. Sewaktu melewati pintu rumah Rasulullah SAW, kami mendengar suara rintihan. Kami pun terhenyak dan berhenti sejenak. Kami dengar beliau menangis dan meratap."

"Ahh..., andaikan saja aku dapat hidup terus untuk melihat apa yang diperbuat oleh umatku terhadap sholat. Ahh..., aku sungguh menyesali umatku."

"Wahai Abu Hurairah, mari kita ketuk pintu ini," kata Umar RA. Umar kemudian mengetuk pintu. "Siapa?" tanya Aisyah RA. "Aku bersama Abu Hurairah."

Kami meminta izin untuk masuk dan ia mengizinkannya. Setelah masuk, kami lihat Rasulullah SAW sedang bersujud dan menangis sedih, beliau berkata dalam sujudnya:

"Duhai Tuhanku, Engkau adalah Waliku bagi umatku, maka perlakukan mereka sesuai sifat-Mu dan jangan perlakukan mereka sesuai perbuatan mereka."

"Ya Rasulullah, ayah dan ibuku menjadi tebusanmu. Apa gerangan yang terjadi, mengapa engkau begitu sedih?"

"Wahai Umar, dalam perjalananku ke rumah Aisyah sehabis mengerjakan sholat di mesjid, Jibril mendatangiku dan berkata, "Wahai Muhammad, Allah Yang Maha Benar mengucapkan salam kepadamu," kemudian ia berkata, "Bacalah!"

"Apa yang harus kubaca?"

"Bacalah: "Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya, mereka kelak akan menemui kesesatan." (QS. Maryam, 19:59)

"Wahai Jibril, apakah sepeninggalku nanti umatku akan mengabaikan sholat?"

"Benar, wahai Muhammad, kelak di akhir zaman akan datang sekelompok manusia dari umatmu yang mengabaikan sholat, mengakhirkan sholat (hingga keluar dari waktunya), dan memperturutkan hawa nafsu. Bagi mereka satu dinar (uang) lebih berharga daripada sholat." Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA.

Abu Darda` berkata, "Hamba Allah yang terbaik adalah yang memperhatikan matahari, bulan dan awan untuk berdzikir kepada Allah, yakni untuk mengerjakan sholat."

Diriwayatkan pula bahwa amal yang pertama kali diperhatikan oleh Allah adalah sholat. Jika sholat seseorang cacat, maka seluruh amalnya akan ditolak.

Rasulullah SAW bersabda: "Wahai Abu Hurairah, perintahkanlah keluargamu untuk sholat, karena Allah akan memberimu rezeki dari arah yang tidak pernah kamu duga."

Atha' Al-Khurasaniy berkata, "Sekali saja seorang hamba bersujud kepada Allah di suatu tempat di bumi, maka tempat itu akan menjadi saksinya kelak di hari kiamat. Dan ketika meninggal dunia tempat sujud itu akan menangisinya."

Rasulullah SAW bersabda: "Sholat adalah tiang agama, barang siapa menegakkannya, maka ia telah menegakkan agama, dan barang siapa merobohkannya, maka ia telah merobohkan agama." (HR. Imam Baihaqi)

"Barang siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka ia telah kafir." (HR. Bazzar dari Abu Darda`), kafir yang dimaksud disini adalah ingkar terhadap perintah Allah karena perbuatan orang kafir adalah tidak pernah shalat. Dalam Shahih Muslim dijelaskan bahwa Rasulullah saw bersabda yang membedakan antara orang beriman dengan orang kafir adalah shalat. Maka maukah kita disamakan dengan orang kafir, padahal Rasulullah saw bersabda"Barang siapa mengikuti kebiasaan suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut". Orang2 kafir adalah orang yang tidak pernah shalat, maukah kita termasuk golongan mereka.

"Barang siapa bertemu Allah sedang ia mengabaikan sholat, maka Allah sama sekali tidak akan mempedulikan kebaikannya." (HR. Thabrani)

"Barang siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka terlepas sudah darinya jaminan Muhammad." (HR. Imam Ahmad dan Baihaqi)

"Allah telah mewajibkan sholat lima waktu kepada hamba-Nya. Barang siapa menunaikan sholat pada waktunya, maka di hari kiamat, sholat itu akan menjadi cahaya dan bukti baginya. Dan barang siapa mengabaikannya, maka ia akan dikumpulkan bersama Firaun dan Haman." (HR. Ibnu Hibban dan Ahmad) .

dari : Habib Hasan bin Sholeh Al-Bahr
Read More..

Tujuh Golongan yang Mendapat Perlindungan Allah di Hari Akhir

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saudara saudariku yang kucintai.
Kali ini kita membahas tujuh golongan manusia yang dimuliakan oleh Allah di hari akhirat kelak.
Ikhwah fillah rahimakumullah, simaklah hadits Rasulullah SAW, hadits mutafaqun'alaih, shahih Bukhari Muslim:
Dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu:

Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada masjid (selalu melakukan shalat berjamaah di dalamnya), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk bezina), tapi ia mengatakan: "Aku takut kepada Allah", seseorang yang diberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya." (HR Bukhari)

Tujuh golongan yang akan mendapat perlindungan dari Allah yang pada hari itu tidak ada perlindungan kecuali hanya perlindungan Allah.

Yang pertama, imamun adil, pemimpin yang adil, hakim yang adil. Subhanallah, terdepan, yang pertama mendapat perlindungan Allah. Dan sungguh negeri Indonesia yang tercinta ini sangat merindukan pemimpin yang adil, hakim yang adil.

Yang kedua, pemuda yang aktif, gesit, dalam ibadah kepada Allah SWT.Aktivitasnya mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.

Yang ketiga, manusia, hamba Allah, yang hatinya senang berada di dalam masjid. Dia betah di masjid. Shalat berjama'ah, ia senang, subuh-subuh ia menegakkan shalat berjamaah. Allahu Akbar, tentu ini hamba Allah yang benar-benar beriman kepada Allah.

Kemudian yang keempat, orang yang bersedakah yang tangan kanannya memberi tapi tangan kirinya tidak tahu. Subhanallah.. Apa ini? Orang yang ikhlash, tidak riya, tidak ujub.

Kemudian yang kelima, orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu karena Allah, berpisah karena Allah.

Yang keenam, sangat sulit ini, pemuda yang dirayu, digoda, oleh wanita cantik yang memiliki kekayaan, lalu ia berkata: "Aku takut kepada Allah". Keinginan maksiatnya ada, tapi rasa takutnya kepada Allah lebih hebat, sehingga ia tidak mau melakukan kemaksiatan. Kita sangat merindukan pemuda, yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa, sehingga ia mampu menahan dari berbagai macam godaan.

Kemudian yang ketujuh, yaitu pemuda, atau hamba Allah, atau orang yang dalam ingatannya kepada Allah, dalam ibadahnya, dalam doanya, dalam dzikirnya, ia menangis. Allahu Akbar, menangis.. Dua tetesan yang dibanggakan Allah di hari kiamat, pertama tetesan darah fii sabilillah, kedua tetesan air mata karena menangis, takut azab Allah, karena merasa bersalah atas segala dosa yang ia lakukan kepada Allah, karena ia sangat mencintai Allah.

Subhanallah.. Inilah golongan yang kelak mendapat pertolongan Allah di hari kiamat kelak. Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
dari: Ustadz Muhammad Arifin Ilham
Read More..

Sabtu, 26 Juni 2010

Taubatnya Abu Hurairah r.a.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Pada suatu malam setelah salat Isya saya keluar bersama Rasulullah s.a.w. Tiba-tiba di hadapanku ada seorang wanita bercadar yang sedang berdiri di tengah jalan, seraya berkata, "Wahai Abu Hurairah! Sesungguhnya aku telah melakukan perbuatan dosa besar. Apakah masih ada kesempatan bagiku untuk bertaubat?" Lalu saya tanya wanita itu, "Apakah dosamu itu?" Dia menjawab, "Aku telah berzina dan membunuh anakku dari hasil zina itu." Kukatakan padanya, "Kau telah binasakan dirimu dan telah binasakan orang lain. Demi Allah, tidak ada kesempatan bertaubat bagimu." Mendengar jawapanku, wanitu itu menjerit histeris dan jatuh pingsan. Setelah siuman dia pun lantas pergi. Aku berkata di dalam hati, "Aku berfatwa, padahal Rasulullah s.a.w. ada ditengah-tengah kami?"

Pada pagi harinya aku menemui Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah! Tadi malam ada seorang wanita meminta fatwa kepadaku berkenaan dengan ini…. dan ini…." Setelah mendengar penjelasan aku, beliau bersabda, "Innaa lillahi wa inna ilahi raajiun! Demi Allah, celakalah engkau dan telah mencelakakan orang lain. Tidakkah kau ingat ayat ini :

"Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal soleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Furqaan: 68-70)

Maka aku keluar dari sisi Rasulullah s.a.w. dan berlari menyusuri gang-gang jalan Madinah, sambil bertanya-tanya, "Siapakah yang boleh menunjukkan aku kepada seorang wanita yang meminta fatwa kepadaku tentang begini dan begini tadi malam?" Sementara anak-anak bersorak, "Abu Hurairah sudah gila!" Hingga menjelang larut malam, baru aku menemukannya di tempat itu. Maka kuberitahukan segera kepada wanita itu seperti apa yang dikatakan Rasulullah s.a.w. bahawa dia boleh bertaubat. Wanita itu kembali menjerit kegirangan seraya berkata, "Kebun yang kumiliki akan kusedekahkan kepada orang-orang miskin kerana dosaku."
Read More..

Penyumbat Saluran Rezeki

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Allah SWT menciptakan semua makhluk telah sempurna dengan pembagian rezekinya. Tidak ada satu pun yang akan ditelantarkan-Nya, termasuk kita. Karena itu, rezeki kita yang sudah Allah jamin pemenuhannya. Yang dibutuhkan adalah mau atau tidak kita mencarinya. Yang lebih tinggi lagi benar atau tidak cara mendapatkannya. Rezeki di sini tentu bukan sekadar uang. Ilmu, kesehatan, ketenteraman jiwa, pasangan hidup, keturunan, nama baik, persaudaraan, ketaatan termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi nilainya dibanding uang.

Walau demikian, ada banyak orang yang dipusingkan dengan masalah pembagian rezeki ini. “Kok rezeki saya seret banget, padahal sudah mati-matian mencarinya?” “Mengapa ya saya gagal terus dalam bisnis?” “Mengapa hati saya tidak pernah tenang?” Ada banyak penyebab, mungkin cara mencarinya yang kurang profesional, kurang serius mengusahakannya, atau ada kondisi yang menyebabkan Allah Azza wa Jalla “menahan” rezeki yang bersangkutan. Poin terakhir inilah yang akan kita bahas. Mengapa aliran rezeki kita tersumbat? Apa saja penyebabnya?

Saudaraku, Allah adalah Dzat Pembagi Rezeki. Tidak ada setetes pun air yang masuk ke mulut kita kecuali atas izin-Nya. Karena itu, jika Allah SWT sampai menahan rezeki kita, pasti ada prosedur yang salah yang kita lakukan. Setidaknya ada lima hal yang menghalangi aliran rezeki.

Pertama, lepasnya ketawakalan dari hati. Dengan kata lain, kita berharap dan menggantungkan diri kepada selain Allah. Kita berusaha, namun usaha yang kita lakukan tidak dikaitkan dengan-Nya. Padahal Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Ketika seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah, maka keburukan-lah yang akan ia terima. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Demikian janji Allah dalam QS Ath Thalaaq [63] ayat 3.

Kedua, dosa dan maksiat yang kita lakukan. Dosa adalah penghalang datangnya rezeki. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya.” (HR Ahmad). Saudaraku, bila dosa menyumbat aliran rezeki, maka tobat akan membukanya. Andai kita simak, doa minta hujan isinya adalah permintaan tobat, doa Nabi Yunus saat berada dalam perut ikan adalah permintaan tobat, demikian pula doa memohon anak dan Lailatul Qadar adalah tobat. Karena itu, bila rezeki terasa seret, perbanyaklah tobat, dengan hati, ucapan dan perbuatan kita.

Ketiga, maksiat saat mencari nafkah. Apakah pekerjaan kita dihalalkan agama? Jika memang halal, apakah benar dalam mencari dan menjalaninya? Tanyakan selalu hal ini. Kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi (waktu, uang), memanipulasi timbangan, praktik mark up, dsb akan membaut rezeki kita tidak berkah. Mungkin uang kita dapat, namun berkah dari uang tersebut telah hilang. Apa ciri rezeki yang tidak berkah? Mudah menguap untuk hal sia-sia, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai untuk taat kepada Allah serta membawa penyakit. Bila kita terlanjur melakukannya, segera bertobat dan kembalikan harta tersebut kepada yang berhak menerimanya.

Keempat, pekerjaan yang melalaikan kita dari mengingat Allah. Bertanyalah, apakah aktivitas kita selama ini membuat hubungan kita dengan Allah makin menjauh? Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa shalat (atau minimal jadi telat), lupa membaca Alquran, lupa mendidik keluarga, adalah sinyal-sinyal pekerjaan kita tidak berkah. Jika sudah demikian, jangan heran bila rezeki kita akan tersumbat. Idealnya, semua pekerjaan harus membuat kita semakin dekat dengan Allah. sibuk boleh, namun jangan sampai hak-hak Allah kita abaikan. Saudaraku, bencana sesungguhnya bukanlah bencana alam yang menimpa orang lain. Bencana sesungguhnya adalah saat kita semakin jauh dari Allah.

Kelima, enggan bersedekah. Siapapun yang pelit, niscaya hidupnya akan sempit, rezekinya mampet. Sebaliknya, sedekah adalah penolak bala, penyubur kebaikan serta pelipat ganda rezeki. Sedekah bagaikan sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat (QS Al Baqarah [2]: 261). Tidakkah kita tertarik dengan janji Allah ini? Maka pastikan, tiada hari tanpa sedekah, tiada hari tanpa kebaikan. Insya Allah, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu rezeki-Nya untuk kita. Amin.
dari AA Gym
Read More..

Dosa-Dosa Besar

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

1. Syirik (Menyekutukan Allah SWT)
Tentang hal ini Allah SWT berfirman

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya". (An Nisaa: 48).

Dan Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga". (Al Maaidah: 72)

2. Berputus asa dari mendapatkan rahmat Allah SWT.

Tentang hal ini Allah SWT berfirman:"Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir"".(Yuusuf: 87).

3. Merasa aman dari ancaman Allah SWT.

Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
”Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi." (Al A'raaf: 99)

4. Berbuat durhaka kepada kedua orang tua.
Karena Allah SWT mensipati orang yang berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya sebagai orang yang jabbaar syaqiy 'orang yang sombong lagi celaka'. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:"Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka". (Maryam: 32).

5. Membunuh.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:

"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya". (An Nisaa: 93).

6. Menuduh wanita baik-baik berbuat zina.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar". An Nuur: 23)

7. Memakan riba.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila". (Al Baqarah: 275)

8.Lari dari medan pertempuran.
Maksudnya, saat kaum Muslimin diserang oleh musuh mereka, dan kaum Muslimin maju mempertahankan diri dari serangan musuh itu, kemudian ada seseorang individu Muslim yang melarikan diri dari pertempuran itu. tentang hal ini Allah SWT berfirman:"Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya". (Al Anfaal: 16)

9. Memakan harta anak yatim.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)". (An Nisaa: 10)

10. Berbuat zina.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:"Barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu". (Al Furqaan: 68-69)

11. Sumpah palsu.
Yaitu jika seseorang bersumpah untuk melakukan sesuatu perbuatan, namun ternyata ia tidak melakukan perbuatan itu. atau ia bersumpah tidak akan melakukan sesuatu perbuatan, namun nyatanya ia kemudian melakukan perbuatan itu. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih". (Ali Imraan: 77 )

12. Meminum khamar [minuman keras].
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:"Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan". (Al Maaidah: 90).

13 Meninggalkan shalat.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat". (Al Muddats-tsir: 42-43 )

14. Melanggar perjanjian dan memutuskan tali silaturahmi.
Karena tali silaturahmi adalah salah satu ikatan yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk disambung. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:"(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi". (Al Baqarah: 27 )

dari : Syekh M. Mutawalli Sya'rawi
Read More..

Minggu, 20 Juni 2010

Jangan Mencari-cari Kesalahan Orang Lain

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Ada dari kita yang selalu punya kecenderungan untuk menjadi sosok yang gemar sekali mencari-cari kesalahan orang lain. Lihat saja betapa mudahnya seseorang menuntut dan mengkritik orang lain. Sebenarnya boleh-boleh saja mengkritik teman atau siapa pun, tapi dalam menyampaikan kritik, saran atau sebuah koreksi, sebaiknya kita tetap menghormati orang yang kita kritik. Karena itu dalam menyampaikan informasi yang sifatnya sebuah koreksi, sebaiknya kita menyampaikannya dengan cara yang baik, ramah dan lembut. Dan jangan pernah menyampaikan dengan cara yang langsung menyudutkan dan menyalahkan, tapi kemukakanlah pendapat kita dengan cara yang baik, santun dan bijak.

Berkatalah yang baik atau diam. Ya, kita sebagai manusia memang telah diberikan banyak sekali nikmat oleh Allah SWT termasuk nikmat dapat berbicara. Akan tetapi, banyak yang salah menggunakan nikmat ini. Mereka tidak mengerti bahwa mulut yang telah dikaruniakan oleh-Nya seharusnya dapat dijaga dengan baik dan digunakan hanya untuk kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah, hendaklah ia berkata yang baik atau diam” (Muttafaq ‘Alaihi) Lalu dalam hadist lain disebutkan: “Allah SWT memberi rahmat keapda orang yang berkata baik lalu mendapat keuntungan, atau diam lalu mendapat keselamatan.” (HR. Ibnul Mubarak)

Demikianlah, lidah seseorang itu sangat berbahaya sehingga dapat mendatangkan banyak kesalahan. Imam Ghazali telah menghitung ada 20 bencana karena lidah antara lain berdusta, ghibah (membicarakan orang lain), adu domba, saksi palsu, sumpah palsu, berbicara yang tidak berguna, menertawakan orang lain, menghina orang lain, mencari-cari kesalahan orang lain, dsb.

Dalam mengkritik, kita harus bijak, kita juga harus memusatkan perhatian pada kemampuan orang yang kita kritik. Carilah satu kelebihan dalam diri orang tersebut. Walaupun tampaknya dimata kita kemampuannya kecil/sepele dan kita masih bisa jauh lebih baik dari orang tersebut. Namun, cobalah bertanya pada diri sendiri, bagaimana bila kita berada di posisi orang yang kita kritik, tanpa mempertimbangkan sedikitpun, kebenaran dan kemampuannya?

Kita juga harus memeriksa kembali apa motif kita mengkritik (tanyakan dengan jujur pada diri sendiri). Dan tanyakan juga apa keuntungan yang kita raih setelah mengkritik dan mencari-cari kesalahan orang lain. Karena, apabila yang namanya kritik itu, hanyalah sebuah upaya untuk menonjolkan konsep tentang diri sendiri. Atau kadang untuk membuktikan bahwa kita lebih pintar dari orang yang kita kritik (yang kita cari-cari kesalahannya, kelemahannya). Jika motif kita seperti itu, maka segeralah berhenti untuk mengkritik dan mencari-cari kesalahan orang lain. Ketahuilah, tidak ada orang yang luput dari salah dan khilaf, dan begitupun diri kita.

Daripada kita terus menerus menyibukkan dan melelahkan diri kita dengan mengorek-ngorek dan mencari-cari kesalahan dan kelalaian orang lain, yang bisa kita jadikan senjata untuk menyerangnya, bukankah lebih baik kita berpikir positif. Coba tanyakan dengan jujur pada diri kita sendiri, sudah mampukah kita berbuat lebih baik dari orang yang kita kritik atau kita cari-cari kesalahannya? Caranya hanya satu, yakni dengan pembuktian, lakukanlah ”sama persis” ”segala hal” yang dilakukan orang yang kita cari-cari kesalahannya. Kita buktikan pada diri sendiri dan dunia, apakah kita bisa melakukannya sama dengan orang yang kita cari-cari kesalahan/ kekurangannya, atau kita bisa melakukannya lebih baik dari orang tersebut? Semua ini hanya bisa diketahui dengan ”pembuktian”.

Istilahnya, jangan cuma sekedar bisa meng-kritik atau mencari-cari kesalahan orang lain saja, coba lakukan terlebih dahulu, ”semua hal” yang dilakukan orang yang kita kritik atau yang kita cari-cari kesalahannya, kemudian lihat hasil yang kita capai, apakah hasil yang kita capai lebih baik darinya, sama dengannya atau lebih buruk darinya? Mampukah kita berbuat seperti dia, sebaik dia, atau lebih baik dari dia? Dan kalaupun ternyata kita memang mampu berbuat lebih baik daripada orang yang kita cari-cari kesalahannya/kritik, maka bersyukurlah, jangan sampai hal tersebut menjadikan kita ujub dan tidak berarti hal tersebut membolehkan kita meneruskan mencari-cari kesalahan orang lain, perhatikanlah hadits-hadits shahih terkait.

Seorang ahli hikmah berkata, aku tidak pernah menyesali apa yang tidak aku ucapkan, namun aku sering sekali menyesali perkataan yang aku ucapkan. Ketahuilah, lisan yang nista lebih membahayakan pemiliknya daripada membahayakan orang lain yang menjadi korbannya. (mengutip perkataan, Dr. Aidh Bin Abdullah Al-Qarni. M.A.)

Kita sebagai umat islam tidak berhak untuk mencari-cari kesalahan orang lain lalu menyebarkannya apalagi berusaha mempermalukan orang tersebut didepan umum, dengan menggunakan ilmu/kepandaian kita.

Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini: ”Aku peringatkan kepada kalian tentang prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah perkataan yang paling bohong, dan janganlah kalian berusaha untuk mendapatkan informasi tentang kejelekan dan mencari-cari kesalahan orang lain, jangan pula saling dengki, saling benci, saling memusuhi, jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara” (H.R Bukhari, no (6064) dan Muslim, no (2563).

Perhatikan firman Allah SWT berikut ini: ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al Hujuraat [49] : 12)

Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini: ”Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata Nabi saw: “engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab Nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah mengghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya.”(HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)

Abdullah bin Umar ra menyampaikan hadits yang sama, ia berkata, ” suatu hari Rasulullah SAW naik ke atas mimbar, lalu menyeru dengan suara yang tinggi :”Wahai sekalian orang yang mengaku berislam dengan lisannya dan iman itu belum sampai ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin, janganlah menjelekkan mereka, jangan mencari cari aurot mereka. Karena orang yang suka mencari cari aurot saudaranya sesama muslim, Allah akan mencari cari aurotnya. dan siapa yang dicari cari aurotnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya walau ia berada di tengah tempat tinggalnya (HR. At Tirmidzi no. 2032, HR. Ahmad 4/420. 421, 424 dan Abu Dawud no. 4880. hadits shahih) (keterangan: yang dimaksud dengan aurot disini adalah aib/cela atau cacat, kejelekan dan kesalahan. Dilarang mencari cari kejelekan/kesalahan seorang muslim untuk kemudian diungkapkan kepada manusia – tuhfatul Ahwadzi).

Dari hadits di atas dapat digambarkan dengan jelas pada kita betapa besarnya kehormatan seorang muslim. Sampai sampai ketika suatu hari Abdullah bin Umar ra memandang Ka’bah, ia berkata: ” Alangkah agungnya engkau dan besarnya kehormatanmu. Namun seorang mukmin lebih besar lagi kehormatannya disisi Allah darimu. (HR Tirmidzi no. 2032)

Jadi, sebaiknya kita memelihara perkataan dan perbuatan kita, memang tampaknya enak dan menyenangkan mengkritik orang lain, apalagi bila kita bisa menemukan celah dari hasil kita mengorek-ngorek kesalahan orang yang kita kritik, karena hal tersebut bisa kita jadikan senjata untuk melontarkan kritik kita. Tapi sebelum itu semua, cobalah terlebih dulu berusaha menjadi orang yang kita kritik, sangat penting untuk “melakukan sama persis, semua hal yang dilakukan orang yang kita kritik dan yang kita cari-cari kesalahannya” kita buktikan terlebih dahulu hasil pencapaian kita, apakah hasil yang kita capai sebaik dia, lebih baik dari dia, atau lebih buruk dari dia.

Bagi seorang mukmin yang senantiasa merasa diawasi oleh Allah, wajib mengerti bahwa “perkataan” itu termasuk amalannya yang kelak akan dihisab: amalan baik maupun buruk. Karena pena Ilahi tidak meng-alpakan, tidak pernah lalai ataupun menghapuskan satupun perkataan yang diucapkan manusia. Ia pasti mencatat dan memasukkannya ke dalam buku amal. Ingatlah bahwa semuanya, kelak harus kita pertanggungjawabkan.

Ustadzah. Dewi
sumber: al-islam, tausiyah islamiyah,
Read More..

Keutamaan Sholat Tepat Waktu

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Awal shalat ditandai dengan berkumandangnya azan, tetapi pasar, kantor, terminal serta tempat-tempat lain masih saja hiruk pikuk dipenuhi umat muslim. Mereka tidak bergegas memenuhi panggilan azan ini, bahkan ada juga yang melalaikan sholat lima waktu. Menunaikan shalat tepat waktu berarti melatih diri untuk disiplin. Bila kita mulai dari disiplin shalat, maka kita akan terbiasa melakukan disiplin-displin dalam kegiatan lainnya. Shalat tepat waktu bisa menjadi ukuran disiplin bagi seorang muslim.

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda :“…Seandainya orang-orang mengetahui pahala azan dan barisan (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan berundi. Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya. Dan seandainya mereka mengetahui pahala shalat Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan jalan merangkak.” (HR. Bukhari).

Keutamaan shalat tepat waktu juga bisa menjadikan seseorang lembut hati dan dikaruniai kesehatan. Untuk Shalat Isya’ Nabi biasa mengerjakannya pada sebagian besar waktu malam.(HR.Ahmad, Ibnu Majah,Tirmizi) berkata : Telah bersabda Rasulullah saw.”Sekiranya tidak memberatkan umatku, tentu aku suruh mereka mengundurkan isya hingga sepertiga atau seperdua malam. Pesan Khalifah Usman bin Affan ra:
“Orang-orang yang memelihara shalat lima waktu dan mengerjakannya tepat pada waktunya, maka Allah akan memuliakan orang itu dengan sembilan macam kemuliaan:

1. Dicintai Allah

2. Badannya senantiasa sehat

3. Dijaga oleh Malaikat

4. Diturunkan berkah untuk rumahnya

5. Mukanya akan kelihatan tanda orang yang shaleh

6. Allah akan melembutkan hatinya

7. Dapat melalui jembatan Shiratal Mustaqim layaknya seperti kilat

8. Akan diselamatkan dari api neraka

9. Allah akan menempatkannya ke dalam golongan orang-orang yang tidak takut dan tidak bersedih
Read More..

Malaikat Pencatat Amal

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Diterangkan dalam sebuah hadits bahwa setiap manusia dijaga oleh dua malaikat. Salah satunya berada disebelah kanannya sebagai pencatat amal kebaikan tanpa kesaksian yang lain, dan yang satunya lagi berada disebelah kiri sebagai pencatat amal yang jejak, dia tidak mencatat amal jelek tanpa kesaksian teman disebelah kanannya. Jika manusia duduk yang satu berada disebelah kanannya dan yang lain berada disebelah kirinya, dan jika manusia sedang berjalan maka yang satu berada dibelakangnya dan yang lain berada didepannya, dan jika manusia tidur yang satu berada didekat kepalanya dan yang lain berada didekat kakinya.

Dalam riwayat yang lain dijelaskan: ada lima malaikat yang menyertai manusia, yaitu: ...

Ada lima malaikat yang menyertai manusia yaitu: dua malaikat menjaga pada malam hari, dua malaikat menjaga pada siang hari, dan satu malaikat yang tidak pernah berpisah dengannya. Hal tsb sesuai dengan firman Allah Swt. yang artinya: "Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang bergantian (menjaganya), dimuka dan dibelakangnya." (Qs. Ar-Ra'd: 11).

Yang dimaksud malaikat yang bergantian yaitu malaikat malam dan siang yang melindunginya dari jin, setan dan manusia. Kedua malaikat menulis amal kebaikan dan kejelekan diantara kedua bahunya, lidahnya sebagai pena, mulutnya sebagai tempat tinta dan ludahnya sebagai tinta, keduanya menulis amal manusia sampai datang hari kematiannya.

Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya malaikat disebelah kanan itu lebih dapat dipercaya dari pada malaikat disebelah kiri. Maka ketika manusia beramal jelek dan malaikat disebelah kiri akan menulisnya, maka malaikat disebelah kanan berkata kepadanya: "Tunggu dulu, tunggulah selama 7 jam, jika dia beristighfar kepada Allah jangan kau tulis dan jika dia tidak beristighfar maka tulislah satu kejelekan."

Maka ketika dicabut nyawa manusia dan diletakkan dalam kuburnya, kedua malaikat berkata: "Wahai Tuhanku, Engkau telah menyerahkan kepada kami hambaMu untuk menulis amalnya dan sungguh Engkau telah mencabut ruhnya, maka ijinkanlah kami untuk naik ke langit." Maka Allah Swt. berfirman: "Langit telah dipenuhi dengan malaikat yang membaca tasbih, maka kembalilah kalian berdua dan bertasbihlah kepadaKu pada kubur hambaKu, bacalah takbir dan tahlil, dan tulislah bacaan-bacaan itu untuk hambaKu sampai dia dibangkitkan dari kuburnya.

Allah Swt. berfirman tentang malaikat Kiraman Katibin: "Aku menanamkan mereka Kiraman Katibin karena ketika menulis amal kebaikan mereka naik ke langit dan memperlihatkannya kepada Allah dan mereka bersaksi atas hal tsb. dengan berkata: "Sesungguhnya hambaMu si fulan berbuat sesuatu kebaikan demikian dan demikian." Dan ketika menulis atas seorang hamba amal kejelekan, mereka naik dan memperlihatkannya kepada Allah dengan rasa susah dan gelisah. Maka Allah Swt. berfirman pada malaikat Kiraman Katibin: "Apa yang diperbuat oleh hambaKu?" Mereka diam hingga Allah berfirman untuk yang kedua dan ketiga kalinya, lalu mereka berkata: "Ya Tuhanku, Engkau Dzat yang menutupi aib dan Engkau memerintahkan hamba-hambaMu agar menutupi aib-aib mereka. Sesungguhnya setiap hari mereka membaca kitabMu dan mereka mengharap kami menutupi aibnya." Lalu malaikat Kiraman Katibin mengatakan yang mereka ketahui tentang apa yang diperbuat seorang hamba. Allah Swt. berfirman: "Maka sesungguhnya kami menutupi aib-aib mereka dan Engkaulah Dzat Yang Maha Mengetahui aib-aib."

Karena inilah mereka dinamakan Kiraman Katibin (yang mulia disisi Allah) dan yang mencatat amal perbuatan.

Karya: Imam Abdirrahim
penerjemah : Musa Turoichan Al-Qudsiy
Read More..

Malaikat Yang Masuk Kedalam Kubur Sebelum Munkar & Nakir

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Diriwatkan dari Abdillah bin Salam: Sebelum malaikat Mungkar dan Nakir masuk kepada mayit, ada malaikat yang mendatanginya dengan wajah yang bercahaya bagaikan matahari, malaikat itu bernama Ruman. Dia masuk dan menemui mayit dan mendudukkannya lalu berkata: "Tulislah amalmu yang terbaik sampai yang terjelek!" mayit berkata: "Dengan apa aku menulis, mana pena, tinta dan tempatnya?" Malaikat menjawab: "Tintanya adalah lidahmu dan penanya adalah jarimu" mayit berkata: "Dimana aku harus menulis sedangkan aku tidak mempunyai selembar kertaspun".

Nabi Saw. bersabda: "Maka malaikat Ruman memotong kain kafannya sepotong dan diberikan padanya." Malaikat Ruman berkata: "Inilah lembaranya dan tulislah" Maka iapun menulis apa yang pernah diperbuatnya ketika didunia dari amal yang baik, ketika sampai pada amal jeleknya dia merasa malu. Malaikat Ruman berkata kepadanya: "Hai orang yang lalai (durhaka), kenapa engkau tidak malu pada penciptamu ketika engkau melakukannya di dunia dan sekarang engkau merasa malu kepadaku." Malaikat lalu mengangkat gada dan memukulnya. Maka berkatalah si mayit: "Angkatlah gada itu dariku sehingga aku bisa menulisnya." Kemudian dia diperintah untuk melipat dan memberinya cap tanda tangan. Maka diapun melipatnya dan berkata: "Dengan apa aku meberi cap, sedangkan aku tidak mempunyai cap." Malaikat berkata: "Berilah cap dengan kukumu." maka diapun memberi cap dengan kukunya dan mengalungkan pada lehernya sampai hari kiamat. Sebagaimana firman Allah: "Dan pada setiap manusia telah Kami tetapkan anak perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang akan dijumpainya dalam keadaan terbuka." (Qs. Al-Israa': 13).


Setelah itu masuklah malaikat Munkar dan Nakir, maka apabila orang tsb. ahli maksiat dia akan melihat bukunya pada hari kiamat dan diperintahkan Allah untuk membacanya. Dia membaca kebaikannya dan ketika sampai pada kejelekannya dia diam, maka Allah Swt. berfirman: "Kenapa engkau tidak membacanya ?" Dia berkata: "Saya malu kepada Engkau Ya Allah" Swt.berfirman lagi: "Kenapa engkau tidak malu kepadaKu saat engkau di dunia dan sekarang engka malu kepadaKu" Maka menyesallah hamba itu tapi penyesalan tiada berguna.
Read More..

Kedekatan Surga

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Allah Swt. berfirman:

"Dan (dihari itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertaqwa. Dan diperlihatkan neraka Jahim dengan jelas kepada orang-orang yang sesat." (Qs. Asy-Syu'ara: 90-91).

Dalam suatu hadits diterangkan: Ketika telah tiba hari kiamat, Allah Swt. berfirman: "Wahai Jibril, dekatkanlah surga pada orang-orang yang bertaqwa dan tampakkanlah neraka Jahim pada orang-orang yang durhaka." Maka berjalanlah surga kesebelah kanan Arasy, lalu dibentangkan Shirath diatas neraka dan dipasang Mizan (timbangan).

Kemudian Allah Swt. berfirman:

"Dimana pilihan-Ku Nabi Adam, dimana kekasih-Ku Nabi Ibrahim, dimana kalam-Ku Nabi Musa, dimana ruh-Ku Nabi Isa, dimana kekasih-Ku Nabi Muhammad, berdirilah kalian disebelah kanan Mizan."

Allah Swt. berfirman lagi:

"Hai Ridhwan, bukalah pintu-pintu surga. Hai Malik, bukalah pintu-pintu neraka."

Kemudian datang malaikat Rahmat dengan membawa perhiasan dan malaikat Adzab dengan membawa belenggu, rantai dan pakaian dari tembaga. Maka terdengarlah nida' dari sisi Allah Swt.: "Hai para makhluk, lihatlah pada mizan, maka sesungguhnya dia akan menimbang amal Fulan bin Fulan." lalu terdengar seruan yang berkata: "Hai penghuni surga yang abadi tanpa mati, dan hai penghuni neraka yang kekal tanpa mati." Hal tersebut sesuai dengan firman Allah Swt.:

"Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputuskan." (Qs. Maryam: 39).

Karya: Imam Abdirrahim bin Ahmad Al-Qadhi.
Read More..

Sabtu, 19 Juni 2010

keistimewaan AL-QURAN

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Al-Quran berasal dari kata qara-a yang berarti membaca, sehingga Al-quran secara etimologis bermakna bacaan.

Para ulama mendefinisikan Al-Quran sebalau kalamullah (firman Allah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang membacanya merupakan ibadah (maghdah). Frase terakhir digunakan untuk membedakan dengan wahyu Allah yang berupa hadis qudsi. Karena membaca hadis qudsi bukan merupakan suatu ibadah maghdah.

Al-Quran berisi 6236 ayat, 114 surah, dan 30 juz. Diturunkan secara berangsur dalam 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Al-Quran memiliki nama-nama lain, yang menunjukkan fungsi atau sifatnya, misalnya :

- Al-Furqan (25 :1) , yang artinya pembeda (yang benar dan salah)
- Al-Haq (5 :83) , yang artinya kebenaran
- dll

Al-Quran merupakan mu'jizat dari Allah, sebagai bukti kebenaran dari Allah. Ia memiliki berbagai keunggulan di antaranya :

1. Keasliannya terjaga (15:9), Allah menjaminnya.
Dalam sejarah Al-Quran terjaga melalui :
- hafalan shahabat yang dilanjutkan para ulama dan hufadz (penghafal Quran)
- Ditulis dan didokumentasikan dengan rapi, kemudian dibukukan yang dilakukan melalui
pengujian yang ketat dan mutawatir (diterima semua pihak)
- Ditradisikan menjadi bacaan baik dalam shalat maupun wirid-wirid

2. Al-Quran merupakan kitab yang universal yang berlaku untuk semua manusia, bahkan alam (25 ;1, 7:178)

3. Al-Quran mencakup seluruh aspek kehidupan (16 :89 , 6 :38 )

4, Al-Quran memiliki gaya bahasa dan isi yang tak tertandingi, meskipun satu surat saja (2:23)

5. Kandungan Al-Quran mengadung ramalan sejarah yang tepat. Misalnya tentang kemenangan Rum (31:1-2)

6. Al-Quran merupakan sumber dari berbagai ilmu.
Misalnya ilmu sejarah, bahasa, syariah, hikmah dan falsafah

7. Al-Quran merupakan kitab yang tersusun rapi dan terinci ( 11: 1), tetapi tidak memiliki pertentangan di dalamnya ( 4 :82)

Salah satu keistimewaan Al-Quran misalnya adanya Kesimbangan Angka-angka dalam Al_Quran

Read More..

Selasa, 15 Juni 2010

conversation between the devil and the prophet (Muhammad SAW) part : 6


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Percakapan Antara Iblis Dan Rasulullah (bagian keenam) terakhir

iblis :Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari islam?”
10 Hal Permintaan Iblis kepada Allah SWT

Rosulullah SAW : “Berapa hal yang kau pinta dari Tuhanmu?”

iblis :“10 macam”

Rosulullah SAW :“Apa saja?”

iblis :“Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan.”

Allah berfirman,

“Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan.” (QS Al-Isra :64)

“Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.

iblis :Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.

iblis :Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal.

iblis :iblis :Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.

iblis :Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.

iblis :Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.

iblis :Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.

iblis :Aku minta agar Allah memberikanku saudara, maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.”

Allah berfirman,

“Orang -orang boros adalah saudara – saudara syaithan. ” (QS Al-Isra : 27).

iblis :“Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku.

iblis :Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia.

Allah menjawab, “silahkan”, dan aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat.

Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.”

Iblis berkata : “Wahai muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan menggoda.

Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun…!!!

Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah.

Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara.

Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.”

Rasulullah SAW lalu membaca ayat :

“Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud :118 – 119)

juga membaca,

“Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku” (QS Al-Ahzab : 38)

Iblis lalu berkata:

“Wahai Muhammad Rasulullah, takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku tak berbohong.”

Sampaikanlah risalah ini kepada saudara-saudara kita, agar mereka mengerti dengan benar, apakah tugas-tugas dari Iblis atau Syaithan tsb. Sehingga kita semua dapat mengetahui dan dapat mencegahnya dan tidak menuruti bisikan dan godaan Iblis atau Syaithan.

Mudah-mudahan dengan demikian kita dapat setidak-setidaknya membuat hidup ini lebih nyaman dan membuat tempat serta lingkungan kita lebih aman.

baca dari awal? silahkan klik
Percakapan Antara Iblis Dan Rasulullah
Read More..

the prophet Muhammad story to Mu'adz (about angels - part: 4)


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Cerita Rasulullah SAW kepada Mu’adz (tentang Malaikat)bagian ke empat

Tapi firman Allah: “Kalian adalah Hafadzah, pencatat amal hambaKu, sedang Akulah yang mengintip hatinya, amal yang ini tidak karena Aku, yang dimaksud olehnya itu adalah selain daripadaKu, tidak diikhlaskan kepadaKu. Aku lebih mengetahui daripada kamu apa yang dimaksud olehnya dengan amalnya itu. Aku laknat mereka, menipu kepada orang lain dan juga menipu kepadamu (Malaikat-Malaikat Hafadzah) Tapi Aku ini tidak akan tertipu olehnya. Aku ini yang paling tahu akan hal yang ghaib-ghaib.. Akulah yang melihat isinya hati, dan tidak akan samar kepadaKu setiap apapun yang samar, tidak akan tersembunyi bagiKu setiap apapun yang sembunyi. PengetahuanKu atas apa yang telah terjadi, sama dengan pengetahuanKu akan apa yang bakal terjadi. PengetahuanKu atas apa yang telah lewat sama dengan pengetahuanKu kepada apa yang akan datang. PengetahuanKu kepada orang-orang yang terdahulu sebagaimana pengetahuanKu kepada orang-orang yang kemudian.

“Aku lebih tahu atas apapun yang lebih samar daripada rahasia, bagaimana akan bisa hambaKu dengan amalnya itu menipu kepadaku, bisa juga mereka itu menipu kepada makhluk-makhluk yang tidak tahu, sedangkan Aku ini Yang Mengetahui kepada yang ghaib-ghaib. LaknatKu tetap kepadanya.”

Kata ketujuh Malaikat dan 3000 Malaikat yang menyertai: “Ya Tuhan, dengan demikian tetaplah laknatMu dan laknat kami semua bagi mereka.”

Maka semua yang ada dilangit mengucapkan: “Tetaplah laknat Allah kepadanya dan laknat orang-orang yang melaknat.”

Sayyidina Mu’adz (yang meriwayatkan hadits ini) kemudian menangis dengan terisak-isak, dan berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana aku bisa selamat dari apa yang diceritakan baru saja?”

Sabda Rasulullah SAW.: “Hai Mu’adz, ikutilah Nabimu dalam soal keyakinan!”

Aku bertanya kembali: “Gusti tuan ini adalah Rasulullah, sedang saya ini adalah si Mu’adz bin Jabal bagaimana saya bisa selamat dan bagaimana saya bisa terlepas dari bahaya tersebut?”

Bersabda Rasulullah SAW.: “Ya begitulah, seandainya dalam amalmu ada kelengahan, maka tahanlah mulutmu jangan sampai menjelekkan orang lain dan juga kepada saudara-saudaramu sesama Ulama. Apabila kamu hendak menjelekkan orang lain, harus ingat kepada dirimu sendiri sebagaimana engkau pun tahu bahwa dirimupun penuh dengan aib-aib. Jangan membersihkan dirimu dengan menjelek-jelekkan orang lain. Jangan mengangkat dirimu sendiri dengan menekan orang lain. Jangan riya dengan amalmu agar amalmu itu diketahui orang lain. Dan janganlah kamu termasuk kedalam golongan orang yang mementingkan keduniaan dengan melupakan akhirat. Kamu jangan berbisik-bisik dengan seseorang padahal disebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik olehmu. Dan janganlah takabur kepada orang lain, nanti akan luput bagimu kebaikan dunia akhirat. Dan jangan berkata kasar dalam satu majlis dengan maksud supaya orang-orang takut akan keburukan akhlakmu. Jangan membangkit-bangkit apabila kamu berbuat kebaikan. Jangan merobek-robek (pribadi) orang lain dengan sebab mulutmu, kelak engkau akan dirobek-robek oleh anjing-anjing Jahanam yakni sebagaimana firman Allah: “WANNAASYITHAATI NASYTHAA”

Di neraka itu ada anjing-anjing perobek badan-badan manusia. Jadi mengoyak-ngoyak daging dari tulang.

Aku berkata: “Ya Rasulullah, siapa yang kuat menanggung penderitaan semacam ini.”

Jawab Rasulullah SAW.: “Mu’adz, yang kami ceritakan tadi itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan oleh Allah SWT., cukup untuk menggalang semua itu. Kamu harus menyayangi orang lain sebagaimana kamu menyayangi dirimu sendiri. Dan benci kepada orang lain apa-apa yang dibenci oleh dirimu sendiri. Apabila demikian maka kamu akan selamat dan pasti dirimu akan terhindar.

Kata Khalid bin Ma’dam (yang meriwayatkan hadits tersebut dari Sayyidina Mu’adz): “Sayyidina Mu’adz sering membaca hadits ini sebagaimana seringnya membaca Al-Qur’an dan mempelajari hadits ini sebagaimana mempelajari Al-Qur’an dalam majlisnya.”

Maka setelah kalian mendengar hadits ini yang demikian luhur beritanya, yang besar bahayanya dan atsarnya yang menyakitkan. Serasa akan terbang bila hati mendengarnya serta membingungkan akal dan menyempitkan dada serta penuh dengan hura-hura yang mengagetkan.

Nah, apabila kamu telah mendengarnya, maka kamu harus berlindung kepada Tuhanmu, Tuhan seru sekalian alam. Diam dipintu, mudah-mudahan saja dibukakan dengan lemah lembut/merendahkan diri dan mendo’a, menjerit dan menangis semalam-malaman. Juga disiang hari bersama orang-orang yang merendahkan diri yang menjerit dan berdo’a kehadirat Allah. Sebab tidak akan bisa selamat dalam urusan ini kecuali dengan adanya rahmat Allah SWT., dan tidak akan bisa selamat dari tenggelamnya di laut ini kecuali dengan penglihatan dan taufiqNya dan inayat daripadaNya.[*]

Menuju Mukmin Sejati - Imam Al-Ghazali

baca dari awal? silahkan klik
Cerita Rasulullah SAW kepada Mu’adz (tentang Malaikat)bagian pertama
Read More..

Senin, 14 Juni 2010

doa seorang muslim


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Alhamdulillahi rabbil aalamiin,
Washalaatu was salaamu ‘alaa asyrafil anbiyaa’i wal mursaliin,
Sayyiddinaa Muhammadin,
Wa’alaa Alihii washahbihii ajma’in.

-Hamdan syaakiriin, hamdan na’imin, hamdan yu’aafi ni'amahu wayukaafi maziidah. Ya Rabbana lakal hamdu kamaa yambaghii lijalaali wajhikal karimi wa’adziimi sulthoonik.
Segala puji atas karunia dan kenikmatan yang Engkau limpahkan kepada kami. Segala puji atas keagunganMu, segala puji atas kemuliaanMu dan kekuasaanMu.

Allahumma Sholi allla Muhammadin wa alla ali Muhammad,

-Allahumma robbana taqobal minna sholaatana, wa shiyaamana, wa rukuu'ana, wa sujuudana, wa qu'uudana, wa ta'abudana, wa taqmim taqshirona, Ya Allahu ya robbal 'allamin.
Ya Allah ya Tuhan kami, terimalah shalat kami, puasa kami, do'a kami, ruku' kami, sujud kami, terimalah permohonan kami. Ya Allah Tuhan semesta alam.

-Robbana zholamna anfusana wa in lam taghfirlana, watarhamna lana kuunanna minal khaasirin.
Ya Allah Ya Tuhan kami, kami sungguh telah menganiaya diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami maka niscaya kami termasuk golongan orang yang merugi.

-Robbana walaa tahmil 'alaina ishron kamaa hamaltahuu 'alalladziina min qoblina, robbanaa walaa tuhammilna maalaa thooqota lanaabih, wa'fuanna waghfirlana warhamna anta maulana fanshurna 'alal qoumil kaafirin.

-Robbana laa tuzigh quluubana ba’da idzhadaitana wahablana min ladunka rohmah, innaka antal wahhaab.
Ya Allah ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau tunjukkan kebenaran cahaya NurMu kepada kami. Karuniakanlah rahmat dari sisiMu karena sesungguhnya Engkaulah pemberi rahmat.

-Robbana -ghfirlana wali-waalidiina wali jamii’il muslimina wal muslimaat, wal mu’minina wal mu’minat, al ahyaai minhum wal amwaat, innaka 'alaa kulli syai in qodir.
Ya tuhan kami, ampunilah saudara-saudara kami, kerabat, muuslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.

-Allahumma arinal haqqaa haqqan warzuqnattibaa'ah, wa arinal baathila baathilan warzuqnaj tinaabah.
Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami bahwa yang benar adalah benar dan berikan kepada kami kekuatan dan kemampuan untuk menjalankannya, serta tunjukkan bahwa yang salah adalah salah dan berikan kami kekuatan dan kemampuan untuk meninggalkannya.

-Allahumma inna nas’aluka salamatan fiddiin, wa’aafiyatan fil jasad, waziyaadatan fil 'ilmi, wabarokatan fir rizqi, watawbatan qablal mawt, warahmatan 'indal mawt, wamaghfiratan ba’dal mawt. Allahumma hawwin ‘alaynaa fii sakaraatil mawt, wannajaata minannaari, wa 'afwaa 'indal hisaab.

-Robbana hablana min azwaajina wa dzurriyyaatina qurrota a’yun, waj 'allana lil muttaqiina imaama.
Ya Allah Ya Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami isteri, suami, anak-anak dan keturunan sebagai penyejuk mata dan penenang hati. Jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.

-Rabbana -ghfirlanaa wali ikhwaaninal ladziina sabaquuna bil iimaan, walaa taj’al fii quluubinaa ghillan lilladziina aamanuu, rabbanaa innaka rauufur rahiim.
Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan membawa iman. Dan jangan Engkau biarkan kekotoral mengisi hati kami. Sungguh Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

-Allahumma -ghfirlana walii waalidayna warhamhumaa kamma rabbayana shigharaa.
Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah kami, ampunilah kedua orang tua kami, kasih sayangilah kedua orang tua kami sebagaimana mereka telah menyayangi kami waktu masih kecil.

-Allahumma -ghfirlana dzunuubana wa kaffir 'anna sayyiaatina watawaffana ma’al abroor.

-Rabbana aatina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqinaa 'adzaabannaar.
Ya Allah Ya Tuhan kami, limpahkanlah kepada kami kebahagiaan di dunia dan di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab api nerakaMu.

Subhana robbika robbil 'izzati 'amma yasifun, wasalaamun 'alal mursalina walhamdulillahi robil alamin.
Read More..

the prophet Muhammad story to Mu'adz (about angels - part: 3)


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Cerita Rasulullah SAW kepada Mu’adz (tentang Malaikat)bagian ketiga

Kemudian naik lagi Malaikat Hafadzah dengan membawa amal hamba yang diiringi seperti pengantin perempuan diiring kepada suaminya. Begitu sampai ke langit kelima dengan membawa amal yang begitu bagus, seperti jihad, ibadah haji, ibadah umrah, cahanya pun berkilauan bagaikan matahari. Berkata Malaikat penjaga langit kelima: “Saya ini penjaga sifat hasud, nah dia itu yang amalnya demikian bagus itu suka hasud/iri kepada orang lain atas kenikmatan Allah yang diberikan kepadanya. Jadi dia itu membenci kepada orang yang meridlokan kepada nikmat Allah (benci nikmat). Saya diperintahkan oleh Allah jangan membiarkan amal itu untuk emlewati pintuku ke pintu yang lain.”

Kemudian Malaikat Hafadzah naik lagi dengan membawa amal yang lain berupa wudlu yang sempurna, shalat yang banyak, puasa, haji dan umrah sehingga sampailah ke langit yang keenam dan berkata Malaikat penjaga pintu ini: “Saya ini Malaikat penjaga pintu Rahmat, nah amal yang seolah-olah bagus ini tamparkanlah ke wajah pemiliknya, salahnya sendiri bahwa dia itu belum pernah mengasihi orang lain. Apabila ada orang yang mendapatkan musibah dia merasa senang. Aku diperintahkan oleh Allah bahwa amalnya ini jangan melewatiku, supaya jangan samapai kepada yang lain.”

Dan naik lagi Malaikat Hafadzah ke langit dengan membawa amal si hamba berupa bermacam-macam sedekah, puasa, shalat, jihad dan wara’. Suaranya pun bergemuruh seperti geledek, cahayanyapun bagaikan kilat. Begitu sampai ke langit ketujuh, berkata Malaikat penjaga langit yang ketujuh itu: “Saya ini penjaga sum’ah (ingin masyur), sesungguhnya si pengamal ini ingin termasyur dalam kumpulan-kumpulan dan selalu ingin tinggi di saat berkumpul dengan kawan-kawannya yang sebaya dan ingin mendapat pengaruh dari para pemimpin. Allah memerintahkan kepadaku agar amalnya itu jangan sampai melewatiku dan jangan sampai kepada yang lain. Dan tiap-tiap amal yang tidak bersih karena Allah, maka itulah riya. Allah tidak akan menerima dan mengabulkan amalnya orang-orang yang riya.”

Kemudian Malaikat Hafadzah itu naik lagi dengan membawa amalnya hamba yakni: shalat, zakat, puasa, haji, umrah, akhlak yang baik dan pendiam tidak banyak omong, Dzikir kepada Allah. Kemudian diiring oleh Malaikat kelangit ketujuh sehingga sampai menerobos hijab-hijab dan sampailah ke khadirat Allah. Para Malaikat itu berdiri dihadapan Allah. Semuanya menyaksikan bahwa amal ini adalah amal shalih, yang diikhlaskan karena Allah.

to be continued..

baca selanjutnya? silahkan klik
Cerita Rasulullah SAW kepada Mu’adz (tentang Malaikat)bagian terakhir
Read More..

the prophet Muhammad story to Mu'adz (about angels - part: two)


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Cerita Rasulullah SAW kepada Mu’adz (tentang Malaikat)bagian kedua

“Kemudian keesokan harinya ada lagi Malaikat Hafadzoh naik kelangit dengan membawa amal shalih yang berkilauan cahayanya yang dianggap oleh Malaikat Hafadzoh begitu sangat banyaknya serta dipuji. Namun begitu sampai kelangit kedua (yang lolos dan selamat dari langit pertama sebab pemilik amal shalih tersebut tidak suka mengumpat) berkatalah Malaikat di langit kedua: “Berhentilah dan tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, sebab dengan amalnya itu, dia berharap keduniaan. Allah memerintahkan kepadaku harus menahan amal ini jangan sampai lewat kepada langit yang lain. Maka Malaikat semuanya melaknat kepada orang tersebut samapai sore.”

“Ada lagi Malaikat Hafadzoh yang naik dengan membawa amal hamba Allah yang sangat memuaskan penuh dengan sedekah, puasa dan bermacam-macam kebaikan yang oleh Malaikat Hafadzoh dianggap demikian banyaknya dan di puji. Akan tetapi sampai di langit ketiga, berkatalah Malaikat penjaga langit ketiga: “Berhentilah, tamp[arkanlah ke wajah pemiliknya amal ini, saya Malaikat penjaga kibir (orang yang sombong) Allah memerintahkan kepadaku agar amal ini tidak melewati pintuku dan jangan sampai ke langit berikutnya. Salahnya sendiri dia takabbur kepada orang lain di dalam perkumpulan.”

Singkatnya, Malaikat Hafadzoh naik ke langit dengan membawa amal hamba yang lain dan bersinar bagaikan bintang yang paling besar. Suaranya gemuruh penuh dengan tasbih, puasa, shalat, naik haji dan umrah. Begitu sampai ke langit ke empat, Malaikat penjaga langit ke empat itu berkata: “Berhentilah jangan dilanjutkan, tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, saya ini penjaga ujub dan Allah memerintahkan kepadaku agar amal ini jangan sampai lewat, sebab jika dia beramal selalu ujub.”

to be continued..

baca selanjutnya ? silahkan klik
Cerita Rasulullah SAW kepada Mu’adz (tentang malaikat)bagian ketiga
Read More..

Minggu, 13 Juni 2010

saya adalah setan


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Di sebuah pasar seorang wanita berjilbab besar lengkap dengan cadarnya lewat di depan wanita penjual sayur, tiba-tiba penjual sayur itu nyeletuk, “Awas, ada setan lewat!”.

Merasa tidak enak dengan perkataan ibu tersebut Sang wanita bercadar itu kemudian mendekatinya kemudian bertanya, “Apa yang ibu katakan setan itu adalah saya?“

Dengan tergagap si penjual sayur tersebut terpaksa menjawab, “Ya.”
“Benar, saya adalah setan sehingga saya menutup wajah saya. Jika saya menampakkan wajah saya maka suami ibu akan takluk di hadapan saya.” Kata wanita bercadar tersebut, kemudian membuka penutup wajahnya maka terlihatlah wajahnya yang sangat cantik membuat ibu penjual sayur tercengang.
Read More..

God plan for me and for human


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

rencana Allah untuk aku dan manusia

aku memohon pada Engaku Ya Allah Sang Maha Pencipta agar diberikan bunga dan kupu-kupu namun Allah justru memberi-ku pohon kaktus dan ulat.

aku sedih dan tidak mengerti mengapa pemberian-NYA kepadaku berbeda dengan permohonan yang aku panjatkan, aku tidak pernah berpikir bahwa Allah sudah mempunyai rencana lain.

Suatu hari, akumelihat dari pohon kaktus tersebut tumbuh bunga yang indah dan dari ulat menjadi kupu-kupu yang luar biasa cantiknya.

Allah SWT Sang Maha Pencipta yang menggenggam langit dan bumi selalu melakukan perkara yang benar dan memberikan yang terbaik dan terindah walaupun seringkali kelihatan salah di mata manusia. Yang selalu DIA lakukan tidak selalu dipahami manusia.

indah-nya islam, I Love it ^_^
Read More..

prophet Muhammad the guard hearts


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

RASULULLAH SAW, SANG PENJAGA HATI

Suatu Hari Rasulullah SAW didatangi oleh seorang wanita kafir. Ketika itu baginda bersama beberapa orang sahabat. Wanita itu membawa beberapa biji buah limau sebagai hadiah untuk Baginda. Cantik nian rupa buah limau tersebut. Siapa yang melihat pasti terliur. Baginda menerimanya dengan senyuman gembira. Hadiah itu dimakan oleh Baginda Rasulullah SAW sedikit demi sedikit dengan senyuman.

Biasanya Rasulullah SAW akan makan bersama para sahabat, namun kali ini tidak. Tidak sedikitpun limau itu diberikan kepada mereka. Rasulullah SAW terus makan. Setiap kali dengan senyuman, hinggalah habis semua limau itu. Kemudian wanita itu meminta diri untuk pulang, diiringi ucapan terima kasih dari baginda. Sahabat-sahabat agak heran dengan sikap Rasulullah SAW itu. Lalu mereka bertanya, kenapa Rasulullah melakukan hal tersebut.

Dengan senyuman Rasulullah menjelaskan,
“Tahukah kamu, sebenarnya buah limau itu sangat masam sewaktu saya rasakan kali pertama. Kiranya kalian turut makan bersama, saya bimbang ada di antara kalian akan mengenyitkan mata atau memarahi wanita tersebut. Saya khawatir hatinya akan tersinggung. Sebab itu saya habiskan semuanya.’”
Read More..

the story of the prophet Muhammad and Jewish blind beggar


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Kisah Rasulullah SAW dan Pengemis Buta Yahudi

Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata :
Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya”.

Namun setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Rasulullah SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abu Bakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha (salah satu istri Rasulullah SAW). Beliau bertanya kepada anaknya,
“Anakku adakah sunnah kekasihku (Muhammad) yang belum aku kerjakan?”.

Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya,

“Wahai Ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja”.

“Apakah Itu?”, tanya Abu Bakar r.a.

“Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke hujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana”, kata Aisyah r.ha.

Keesokan harinya Abu Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya.

Sebagaimana kita ketahui bersama Abu Bakar r.a adalah sebagai Amirul Mu’minin (Khalifah/Raja/Presiden seluruh ummat Islam pada waktu itu.

Ketika Abu Bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak,
“siapakah kamu?”.

Abu Bakar r.a menjawab,
“Aku orang yang biasa”.

“Bukan!, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”,

jawab si pengemis buta itu,
“Ketika ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku dengan lembut”, pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu,
“Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.”

Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. ia pun ikut menangis, kemudian berkata,
“Benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…”
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya mengucapkan “Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh WA Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh..” dihadapan Abu Bakar r.a.




HIKMAH
Kalau berbica hikmah, anda tentu lebih mengetahui.
Setidaknya ada 2 pelajaran besar yg dapat kita ambil :

1. Beginilah akhlak orang paling Mulia yg pernah ada dipermukaan bumi ini. Rasulullah SAW ,, suri tauladan kita. Rasulullah SAW memiliki akhlakul Adzimah .
AKHLAK YANG BISA MENGUBAH ORANG YANG MEMUSUHI KITA MENJADI KAWAN PEMBELA YANG SETIA
Sebagai orang ummatnya, seharusnyalah kita mengetahui dan mengikuti Sunnah Beliau SAW..

Akhlak dibagi tiga :
1. Akhlakul hasanah : kebaikan dibalas kebaikan
2. Akhlakul karimah : kebaikan dibalas dengan lebih baik
3. Akhlakul adzimah : kejahatan dibalas kebaikan

2. Abu Bakar r.a senantiasa sangat cinta dengan Sunnah, sehingga beliau selalu mencari-cari Sunnah apa yg belum beliau kerjakan. Untuk Abu Bakar r.a, beliau bertanya
“Sunnah apa yg beliau belum lakukan?”

Sedangkan Pertanyaan bagi kita adalah :
SUNNAH APA YG TELAH KITA LAKUKAN ?

Wallahu’alam . . .
Read More..

Allah is gracious and merciful and forgiving


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Allah Maha Pengampun, Pengasih lagi Maha Penyayang

Di zaman Nabi Musa ada seorang fasik yang suka melakukan kejahatan. Penduduk negeri tersebut tidak mampu lagi mencegah perbuatannya, lalu mereka berdoa kepada Allah. Maka Allah mewahyukan kepada Nabi Musa supaya mengusir pemuda itu dari negerinya agar penduduknya tidak ditimpa bencana. Lalu keluarlah pemuda tersebut dari kampunganya dan sampai di suatu kawasan yang luas, dimana tidak seekor burung atau manusiapun hidup.

Selang beberapa hari pemuda itu jatuh sakit. Merintihlah ia seorang diri, lalu berkata: "Wahai Tuhanku, kalaulah ibuku, ayahku dan isteriku berada di sisiku sudah tentu mereka akan menangis melihat waktu akan memisahkan aku dengan mereka (mati). Andaikata anak-anakku ada di sisiku pasti mereka berkata: "Ya Allah, ampunilah ayah kami yang telah banyak melakukan kejahatan sehingga ia diusir dari kampungnya ke tanah lapang yang tidak berpenghuni dan keluar dari dunia menuju akhirat dalam keadaan putus asa dari segala sesuatu kecuali rahmatMu ya Allah".

Terakhir kali pemuda itu berkata, "Ya Allah, janganlah Engkau putuskan aku dari rahmatMu, sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa terhadap sesuatu",. Setelah berkata demikian, matilah pemuda itu.

Kemudian Allah mewahyukan kepada Nabi Musa, firmannya, "Pergilah kamu ke tanah lapang di sana ada seorang waliKu yang telah meninggal. Mandikan, kafankan dan sembahyangkanlah dia". Setiba di sana Nabi Musa mendapati yang mati itu adalah pemuda yang diusirnya dahulu. Lalu Nabi Musa berkata, "Ya Allah, bukankah dia ini pemuda fasik yang Engkau suruh aku usir dahulu". Allah berfirman, "Benar, Aku kasihan kepadanya karena rintihan sakitnya dan berjauhan dari keluarganya. Apabila seseorang yang tidak mempunyai saudara mati, maka semua penghuni langit dan bumi akan sama menangis karena kasihan kepadanya. Oleh karena itu bagaimana Aku tidak mengasihaninya sedangkan Aku adalah Dzat Yang Maha Penyayang di antara penyayang". Read More..

the prophet Muhammad story to Mu'adz (about angels - part: one)


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

Cerita Rasulullah SAW kepada Mu’adz (tentang Malaikat)bagian pertama

Kata Ibnu Mubarak, Khalid bin Ma’dan berkata kepada Mu’adz: “Mohon diceritakan satu hadits yang terdengar olehmu dari Rasulullah SAW yang kamu hafal dan kamu ingat setiap hari karena sangat kerasnya haditz itu dan sangat halus dan sangat mendalamnya hadits tersebut. Hadits manakah menurut tuan yang paling penting?”. Maka jawabnya: “Baiklah akan kau ceritakan.” Kemudian beliau menangis dahulu. Lama sekali menangisnya itu, selanjutnya beliau berkata: “Ehm, sungguh kangen sekali kepada Rasulullah, ingin segera bersua dengan beliau.”

Kemudian dia berkata lagi: “Ketika menghadap kepada Rasulullah SAW beliau menunggang kuda dan beliau menyuruhku untuk naik dibelakang beliau; kemudian berangkatlah aku bersama beliau dengan mengendarai unta tersebut dan beliau menengadah ke langit, kemudian bersabda:

“Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang berkehendak kepada makhlukNya menurut kehendakNya, wahai Mu’adz!” Jawabku: “Ya Sayyidal Mursalin.” Sabda beliau: “Sekarang aku akan menceritakan satu cerita kepadamu yang apabila dihafalkan olehmu, akan berguna bagimu, tapi kalau disepelekan olehmu, maka kamu tidak akan mempunyai hujjah kelak di hadapan Allah.

“Hai Mua’dz! Allah itu menciptakantujuh Malaikat sebelum Dia menciptakan tujuh langit dan bumi. Tiap langit ada satu Malaikat yang menjaga pintu. Dan tiap-tiap pintu langit itu dijaga oleh Malaikat penjaga pintu menurut kadarnya pintu dan keagungannya.

“Maka Malaikat yang memelihara amal si hamba dan mencatatnya naik ke langit dengan membawa amal si hamba tersebut yang bersinar-sinar cahayanya bagaikan cahaya matahari. Setelah sampai ke langit pertama, Malaikat Hafadzoh menganggap amal si hamba itu banyak dan memuji kepada amal-amal tersebut. Akan tetapi setelah sampai kepada pintu langit pertama, berkatalah Malaikat penjaga pintu langit pertama kepada Malaikat Hafadzoh: “Tamparkanlah amal ini ke muka (wajah) pemiliknya! Saya ini penjaga tukang mengumpat dan saya di perintah untuk tidak menerima tukang mengumpat orang lain itu untuk masuk dan jangan sampai melewatiku untuk mencapai langit berikutnya.”

to be continued..

baca selanjutnya? silahkan klik
Cerita Rasulullah SAW kepada Mu’adz (tentang Malaikat)bagian kedua
Read More..

the door of heaven according to Islam


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

pintu surga menurut islam dan macam-macam (tingkatan) surga dalam islam

Ibnu Abbas ra. berkata: Surga mempunyai 8 pintu yang terbuat dari emas, yang dihiasi dengan jauhar (sejenis mutiara) dan pada pintu yang pertama tertulis kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH MUHAMMADUR RASUULULLAH, yaitu pintu bagi para Nabi dan Rasul, syuhada' dan juga pintunya orang-orang yang dermawan.

Pintu yang kedua yaitu pintu bagi orang-orang yang mendirikan shalat, orang yang menyempurnakan wudhunya dan orang yang menyempurnakan rukun-rukun shalatnya.

Pintu yang ketiga yaitu pintu bagi orang-orang yang memberikan zakatnya dengan senang hati dan ikhlas.

Pintu yang keempat yaitu pintu bagi orang-orang yang memerintahkan kepada kebajikan dan mencegah terhadap perbuatan munkar.

Pintu yang kelima yaitu pintu bagi orang-orang yang dapat memelihara syahwatnya dan mencegah dari nafsu yang buruk.

Pintu yang keenam yaitu pintu bagi orang-orang yang melaksanakan haji dan umrah.

Pintu yang ketujuh yaitu pintu bagi orang-orang yang berjihad (dijalan Allah).

Dan pintu yang kedelapan yaitu pintu bagi orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang yang memejamkan matanya dari perbuatan dan sesuatu yang haram, orang-orang yang melakukan kebaikan, diantaranya: berbuat baik kepada orang tua, mempererat tali persaudaraan (silaturrahim) dan lain sebagainya.

Surga ada 8 (delapan)macam:

1. Darul Jalal yaitu surga yang terbuat dari mutiara putih.
2. Darus Salam yaitu surga yang terbuat dari yaqut merah.
3. Jannatul Ma'wa yaitu surga yang terbuat dari zabarjud hijau.
4. Jannatul Khuldi yaitu surga yang terbuat dari marjan yang berwarna merah dan kuning.
5. Jannatun Na'im yaitu surga yang terbuat dari perak putih.
6. Jannatul Firdaus yaitu surga yang terbuat dari emas merah.
7. Jannatul 'Adn yaitu surga yang terbuat dari intan putih.
8. Darul Qarar yaitu surga yang terbuat dari emas merah.
bersambung..
Read More..

prayer of the heart conditioning from al ustad yusuf mansyur (part two)


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيمِ

doa penyejuk hati dari ustad Yusuf Mansyur (bagian kedua/terakhir)

Aduhai Tuhan pemberi karunia, Engkau tahu aku sangat lemah untuk menanggung beban siksa dunia meski hanya sedikit, meskipun semua bencana dan kejelekan dunia teramat singkat masanya. Serta teramat berat bagi orang yang menanggunnya, semua itu tidak terjadi kecuali karena murka-Mu. Ya Rabb dengan merendah aku memohon ampunan. Amin.

Maha Suci Engkau Aduhai Sembahanku, sayangilah kami yang hanya berbekal harapan, senjatanya hanya tangisan. Aduhai Yang Maha Tahu tanpa diberitahu. Anugrahkan Cahaya yang menerangi yang terjebak dalam kegelapan. Ampunilah dosa-dosa kami di malam ini, Wahai Yang Maha Luhur. Amin.

Ya Allah jangan putuskan harapanku untuk mendapat karunia-Mu, lindungilah aku dari kejahatan Jin dan Manusia musuh-musuhku, Aduhai Yang Maha Cepat Ridho-Nya. Ampubilah orang yang hartanya hanyalah doa, Wahai yang asma-Nya adalah kekayaan, limpahkan Rahmat-Mu. Amin.

Engkau Ya Rabb, telahmewajibkan hamba-hamba-Mu untuk beribadah kepada-Mu, Engkau perintahkan mereka untuk berdoa kepada-Mu, Engkau janjikan kepada mereka ijabah-Mu. Karena itu aku hadapkan wajahku kepada-Mu. Aduhai Tuhan! Aku ulurkan tanganku demi kebesaran-Mu. Maka perkenankan doaku, sampaikan aku pada cita-cita ku. Amin.

Ya Allah! Aku ketuk pintu Rahmat-Mu dengan tangan harapanku, aku berlari menuju-Mu untuk meminta lindungan dari hawa nafsuku yang merajalela. Aku ikat jari-jari cintaku dengan ujung-ujung tali-Mu. Ya Rabb, ampunilah ketergelinciran dan kesalahan yang telah kuperbuat, selamatkanlah aku agar tidak terjerumus ke dalam kehancuran. Amin.

Ya Rabb, kupasrahkan kendali jiwaku dengan tali kehendak-Mu! Kutanggalkan beban-beban dosaku, kumusnahkan ia dengan ampunan dan Rahmat-Mu! Kulepaskan hawa nafsuku yang menyesatkan, kugantikan ia dengan karunia dan belas kasih-Mu. Ya Allah, tetapkanlah bagiku malam ini agar mendatangiku bertabur cahaya petunjuk dan keselamatan dunia dan akhirat. Amin.

Ya Allah, bukalah utntuk kami daun-daun pintu magfirah-Mu di malam ini . Ya Allah kenakanlah kepadaku toga-toga petunjuk dan kesalehan yang paling cemerlang. Melalui keagungan-Mu, tanamkanlah di dalam lubuk hatiku sumber-sumber kekhusyu’an, alirkanlah bulir-bulir bening air mataku karena takut akan keagungan-Mu. Amin.
Engkau Ya Rabb, telah mewajibkan hamba-hamba-Mu untuk beribadah kepada-Mu, Engkau perintahkan mereka untuk berdoa kepada-Mu, Engkau janjikan kepada mereka ijabah-Mu. Karena itu aku hadapkan wajahku kepada-Mu. Aduhai Tuhan! Aku ulurkan tanganku. Demi kebesaran-Mu, maka perkenankan doaku, sampaikan aku pada cita-citaku. Amin.

Ya Allah! Aku ketuk pintu rahmat-Mu dengan tangan harapanku, aku berlari menuju-Mu untuk meminta lindungan dari hawa nafsuku yang merajalela. Aku ikat jari-jari cintaku dengan ujung-ujung tali-Mu. Ya Rabb, ampunilah ketergelinciran dan kesalahan yang telah kuperbuat. Selamatkanlah aku agar tidak terjerumus ke dalam kehancuran. Amin.

Ya Rabb, kupasrahkan kendali jiwaku dengan tali kehendak-Mu! Kutanggalkan beban-beban dosaku. Kumusnahkan ia dengan ampunan dan rahmat-Mu! Kulepaskan hawa nafsuku yang menyesatkan, kugantikan ia dengan karunia dan belas kasih-Mu. Ya Allah tetapkanlah bagiku malam ini agar mendatangiku bertabur cahaya petunjuk dan keselamatan dunia dan akhirat. Amin.

Ya Allah, bukalah untuk kami daun-daun pintu magfirah-Mu di malam ini. Ya Allah kenakanlah kepadaku toga-toga petunjuk dan kesalehan yang paling cemerlang, melalui keagungan-Mu. Tanamkanlah di dalam lubuk hatiku sumber-sumber kekhuusyu’an, alirkanlah bulir-bulir bening air mataku karena takut akan keagungan-Mu. Amin.

Ya Allah, sertailah kami! Jadikan kami mencintai-Mu, hari-hari kami, jadikanlah hari-hari yang bahagia Ya Allah, dan hidup kami hidup yang tentram lagi diridhoi. Amin.
Ya Allah, berilah petunjuk kepadaku dari sisi-Mu, limpahkan kepadaku karunia-Mu, curahkan rahmat-Mu dan turunkanlah kepadaku berkah-Mu. Amin.

Ya Allah, kini malam-Mu telah menjelang dan siang-Mu telah berlalu. Inilah suara orang-orang yang menyeru diri-Mu dan datangnya doa-doa kepada-Mu, aku mohon ampunan bagi diriku. Amin.

Ya Allah, selamatkan aku dari neraka dan berilah ampunan di malam dan siang. Ya Allah aku memohon kepada-Mu kebebasan dari nereka dengan selamat. Masukkan aku kesurga dengan tentram. Amin.

Ya Allah, Perbaiki hubungan antar kami, rukunkan antar hati kami, tunjuki kami jalan keselamatan. Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang didunia dan akhirat. Amin
Ya Allah, Wahai yang memudahkan segala yang sukar dan yang menyambung segala yang patah. Wahai yang menemani semua yang tersendiri dan pengaman segala yang takut. Aku mohon kasih-Mu. Amin

Wahai Tuhan yang tidak memerlukan penjelasan dan penafsiran. Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak, Engkau Maha Tahu dan Melihat. Kami takut kepada-Mu selamatkan kami dari siksa-Mu. Amin

Ya Allah, hamba memohon melalui nama-Mu. Wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Wahai Yang Maha Arif dan Bijaksana. Maha Suci Engkau. Wahai yang menerima segala Taubat. Amin

Ya Allah, kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami, jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami, jaga kami dengan mata-Mu yang tiada tidur, lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus. Kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu. Berlaku pasti atas kami hokum-hukum-Mu. Adil pasti atas kami keputusan-Mu. Amin

Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau dan telah jadikan aku adalah hamba-Mu, aku menurut perintah dan janji-Mu sesanggupku. Aku mohon perlindungan bahanya dosa yang aku perbuat, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan mengakui pula banyaknya dosaku, maka ampunilah aku, karena tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau. Amin

Ya Allah! Wahai Dzat yang memiliki anugrah, wahai dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Tiada Tuhan melainkan Engkau Yang Maha mulia, terimalah amal ibadah kami. Amin

Ya Allah, ampunilah kami, orang tua kami, anak-anak kami, guru-guru kami, saudara-saudara seagama, sahabat-sahabat kami, orang-orang yang mencintai kami karena Engkau, orang-orang yang berbuat baik kepada kami dan bagi kaum muslimin muslimat, mukminin dan mukminat, wahai Tuhan penguasa alam semesta. Sesungguhnya Engkau Maha mendengar doa. Amin

Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memelihara wajah kami dari sujud kecuali kepada-Mu, Ya Allah peliharalah wajah kami dengan kemudahan rezeki dan jangan Engkau merendahkan kami dengan kesempitan rezeki-Mu. Maka peliharalah diri kami dari meminta-minta hajat kami kecuali kepada-Mu dengan kemurahan dan kaunia-Mu. Wahai dzat yang paling penyayang. Amin

Wahai Dzat Yang Maha Hidup, Wahai Dzat yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, dengan rahmat-Mu kami mohon pertolongan, terimalah doa kami, Wahai Tuhan Kekalian Alam. Amin

Ya Allah, peliharalah kami dari musibah yang Engkau turunkan, berikanlah kami nikmat-nikmat-Mu dan jadikanlah kami hamba-hamba yang mendapatkan kebaikan, bukan hamba-hamba yang mendapat ujian, dengan rahmat-Mu, Wahai yang paling penyayang diantara yang penyayang. Anugerahkan kepada kami kesehatan lahir dan bathin. Amin

Wahai Yang Maha Lembut, Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah tobatku. Sesungguhnya Engkau Maha Menerima tobat lahi Maha Penyayang.Amin
Ya Allah, yang melepaskan kesulitan, yang menghilangkan kesedihan, yang memenuhi permohonan orang-orang yang dalam keadaan terpaksa, Yang Maha Pengasih dan Penyayang di dunia dan akhirat. Amin.

sebelumnya, dapat anda baca di
doa penyejuk hati dari ustad yusuf mansyur (bagian pertama)
Read More..